Kamis, 17 Juli 2008

SOS ! Korban Lapindo Terpapar PAH 2000 Kali Diatas Ambang Normal

Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang kawan dari Walhi Jawa Timur. Dia bercerita bahwa Walhi baru saja melakukan kajian terhadap kandungan berbagai zat yang ada di dalam lumpur, yang kemungkinan membahayakan. Dan hasil temuan dari kawan2 di Walhi tadi benar-benar membuat saya terperangah. Ternyata selama dua tahun ini korban Lapindo secara tidak sadar sudah teracuni oleh gas berbahaya yang bernama PAH.

b
Bahwa semburan lumpur menyebabkan juga keluarnya berbagai gas yang baunya sangat menyengat, saya sudah mahfum sejak lama. Pun ketika banyak orang mengalami berbagai macam gangguan, mulai dari pernafasan sampai kesehatan kulit, hampir semua orang menganggap sebagai hal yang biasa dialami oleh para korban lumpur. Dugaan saya dan hampir semua orang di Sidoarjo tentang hal ini, karena kandungan gas yang berbau
sangat menyengat tadi yang membuat pernafasan jadi terganggu.
Lebih dari itu tidak. Toh, Lapindo juga menyewa perusahaan yang memantau keluarnya gas di sekitar area semburan. Selama ini, sebagian besar temuan mereka adalah adanya jenis gas yang mudah terbakar, bukan yang membahayakan kesehatan. Pun juga pemerintah sudah beberapa kali melakukan pemantauan terhadap kandungan gas di dalam lumpur dan
disekitar lokasi. Meskipun pernah dikabarkan bahwa polisi diberikan peralatan tambahan masker dan suplai oksigen, saya berpikir bahwa ini sekedar untuk mencegah dampak terhadap saluran pernafasan. Bahkan WHO sendiri sudah pernah melakukan kajian di lapangan pada tahun 2006, dan tidak menyebut adanya kandungan yang berbahaya.
Maka, betapa terkejutnya saya ketika kawan2 Walhi menyebutkan bahwa studi mereka menemukan adanya konsentrasi Policyclic Aromatic Hydrocarbons di dalam lumpur Lapindo. Lebih membuat saya kaget sekaligus sangat marah adalah, ternyata menurut aturan (Depkes maupun standard EPA), konsentrasi PAH yang ditemukan di lokasi adalah 2000 kali di atas ambang normal. Ma'af, saya mengetik angka dengan benar. 2000 kali lipat!
PAH atau Polyciclic Aromatic Hydrocarbon ini merupakan senyawa kimia yang terbentuk akibat proses pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fosil. United Nations Environment Programme menyebutkan bahwa PAH adalah senyawa organik yang berbahaya dan karsinogenik. Ia tidak menyebabkan terbentuknya tumor ataupun kanker secara langsung. Tapi dalam sistem metabolisme tubuh akan diubah menjadi senyawa alkylating
dihydrodiol epoxides, yang sangat reaktif dan berpotensi menyebabkan tumor dan resiko kanker.
PAH juga bisa berakibat kanker paru-paru, kanker kulit dan kanker kandung kemih. PAH dapat masuk dalam tubuh manusia melalui pernafasan akibat menghirup asap rokok, asap pabrik yang menghasilkan limbah gas dengan banyak senyawa PAH di dalamnya, makanan atau minuman yang terkontaminasi senyawa ini. Misalnya memakan ikan yang hidup dalam air yang terkontaminasi senyawa ini, berinteraksi secara langsung dengan menyentuh tanah atau air yang tercemar PAH, dimana senyawa ini terserap melalui pori-pori kulit walaupun kadarnya rendah.
PAH tidak larut dalam air, beberapa PAH terlarut ringan, tetapi terikat pada partikel kecil dapat mengalami fotodekomposisi. Belum pernah diketahui efek menghirup PAH dalam dosis tinggi secara langsung. Kontak langsung dengan kulit dapat menyebabkan kulit merah, iritasi, dan melepuh. Efek kesehatan dapat diketahui beberapa tahun
setelah PAH terakumulasi dalam tubuh, antara lain dapat menyebabkan kanker, permasalahan reproduksi, dan membahayakan organ tubuh seperti liver, paru-paru, dan kulit.
***
Karena itu, dalam standar industri, adanya paparan terhadap PAH harus diimbangi dengan berbagai macam persiapan. Minimal waktu terpapar, perlengkapan bantu, juga perawatan berkala. Lha ini di Sidoarjo, selama 2 tahun terakhir ini, masyarakat ternyata tanpa disadari terpapar oleh PAH hampir sepanjang hari, tanpa alat bantu dan
perawatan sama sekali, dengan dosis yang sedemikian tinggi. Saya benar-benar ngeri membayangkan apa yang nantinya akan terjadi pada diri saya, anak dan keluarga saya, dan juga ratusan ribu masyarakat di Sidoarjo lain.
Apakah temuan Walhi tadi benar? Saya tidak melihat kawan saya tadi sedang bercanda, meskipun saya juga tidak mempunyai kapasitas keilmuan untuk membenarkan studi itu. Tetapi naluri saya juga berkata bahwa kawan saya itu memang sangat serius. Karena itu, saya menulis ini, untuk meminta tolong dan bantuan kepada anda semua. Terutama
mereka yang berlatarbelakang keilmuan Kimia atau kesehatan atau bidang lain yang relevan, untuk membantu memverifikasi studi itu.
Saya punya copy document-nya lengkap, dan dengan senang hati akan saya kirim ke kawans yang berminat membantu. Saya ingin mendapatkan gambaran yang cukup jelas, mengenai apakah metodologinya benar, apakah data2nya valid, dan apakah kesimpulannya tidak mengada-ada. Dengan sangat, saya memohon, kalau bisa secepatnya. Sebab kalau
ternyata temuan itu benar, kiranya sudah terlalu lama dan mungkin sudah terlampau parah dampak yang kami alami akibat PAH ini. Perlu dilakukan segera langkah2 yang masif karena ratusan ribu orang benar-benar masih hidup dalam radius paparan gas tersebut.
Sekali lagi, sebagai sesama warga bangsa, dan sesama manusia, saya minta tolong. Kalau anda mempunyai keahlian, atau mengenal orang atau lembaga yang mempunyai keahlian di bidang ini, tolong hubungi saya secepatnya.

1 komentar:

Stockist K-Link Sidoarjo mengatakan...

Saya minta ijin utk sharing posting ini...makasih sebelumnya...