Bahwa Lapindo dimiliki oleh Kelompok Usaha Bakrie, semua orang sudah mahfum adanya. Juga bahwa Bakrie memiliki sumberdaya politik dan ek
Mungkin tidak banyak yang menyadari, meskipun korban sudah merasakan itu sudah berkali-kali dilakukan. Tapi mudah-mudahan tulisan ini membantu anda untuk siap dan awas akan propaganda apapun yang dilakukan Lapindo agar mereka lepas dari tanggungjawab dalam Bencana semburan Lumpur panas di Sidoarjo
Hal ini karena adanya dua event ilmiah di bidang ilmu kebumian (geosciences) berskala internasional yang diselenggarakan di London, Inggris dan
Maka, jauh-jauh hari mereka sudah menyiapkan beberapa jurus yang kiranya akan menyumpal suara korban, aktivis dan para pakar yang masih keukuh dengan harga diri intelektualnya untuk tidak terbeli oleh Lapindo, bahwa semburan Lumpur bukan kesalahan mereka, untuk selamanya.
Dimulai dengan munculnya posting komentar di beberapa blog (misalnya disini) yang mencoba menanamkan keraguan akan motif dari para ahli yang berpendapat bahwa semburan Lumpur dipicu oleh kesalahan Lapindo. Juga keyakinan si penulis komentar, yang tidak jelas identitasnya, bahwa dia sudah menyelesaikan studi selama 18 bulan, yang menyimpulkan bahwa Lapindo tidak bersalah dalam semburan Lumpur.
Beberapa hari kemudian, muncul sebuah website, yang berisi informasi tentang masalah Lumpur Lapindo (tentu saja dengan nama Lusi), yang memiliki banyak kesamaan dengan komentar yang disebut diatas. Anehnya, meskipun website ini digarap cukup bagus, tetapi pengunjung tentu saja akan tergiring bahwa semua pendapat yang dikutip adalah yang menguntungkan Lapindo. Lebih aneh lagi, tidak ada identitas lembaga yang jelas, mengherankan untuk sebuah website yang dikerjakan dengan cukup professional.
Lalu kemudian datanglah saat pelaksanaan konferensi di
Pada saat tengah konferensi, Lapindo lagi-lagi merilis kabar bahwa konferensi menyimpulkan bahwa mereka tidak bersalah, yang lagi-lagi hanya dimuat oleh media resmi negeri ini. Padahal, tidak ada kesimpulan semacam itu. Satu-satunya yang bisa disimpulkan dari konferensi di
Kabar tersebut langsung dibantah oleh salah seorang ahli yang menjadi peserta, sekaligus pelopor utama pendapat Lapindo sebagai penyebab semburan, Dr. Richard Davies. Sejumlah LSM yang Peduli dengan masalah Lapindo, juga langsung mengecam upaya mengelabui publik ini.
Tidak berhenti disini, Lapindo terus berupaya mengelabui publik melalui konferensi lanjutan di
Tentu saja sebuah kesimpulan yang sangat menggelikan (atau menyedihkan). Sebab, tidak saja konferensi tersebut tidak menyimpulkan bahwa pemicu semburan adalah gempa, tetapi bahkan sebagian besar ahli yang datang menganggap bahwa pengeboran Lapindo-lah pemicunya. Hanya dua orang pegawai Lapindo yang dikirim untuk datang ke konferensi dan satu ahli, yang tetap bersikukuh bahwa mereka tidak bersalah.
Entahlah, apa mau dibilang terhadap Lapindo dan Kelompok Usaha Bakrie pada umumnya. Mungkin mereka sudah merasa sedemikian nyaman dengan kemampuan mereka memanipulasi kebenaran seperti yang selama ini mereka praktekkan. Perlindungan yang terus menerus dari pemerintah, dan keacuhan publik, bisa jadi membuat mereka merasa semakin diatas angin, sehingga bahkan konferensi ilmiah kelas dunia pun mereka coba untuk manipulasi.
Saya cuman bisa berharap bahwa media